MUSEUM KARTINI REMBANG, JEJAK KEGIGIHAN PERJUANGAN IBU BANGSA

MUSEUM KARTINI REMBANG, JEJAK KEGIGIHAN PERJUANGAN IBU BANGSA.

  Rembang adalah salah satu daerah di Indonesia yang lokasinya berada di perbatasan dua provinsi, Jawa Tengah dan juga Jawa Timur. Kota kecil ini merupakan lokasi terkahir sosok Raden Ajeng Kartini (RA Kartini) tinggal di sisa hidupnya. RA Kartini meninggal pada tanggal 17 September 1904 di Rembang. Untuk mengenang jasa-jasa dari si Ibu Bangsa, pejuang kesetaraan wanita Indonesia, ada salah satu lokasi yang bisa dikunjung pada tanggal 21 April ini, yakni Museum Kartini Rembang.

Diperkirakan dibangun pada tahun 1750-an sejak pusat pemerintahan berpindah dari Lasem ke Rembang (berdasarkan sumber dari Kitab Badrasanti dan Catatan Belanda). Bangunan ini dulu pernah ditinggali oleh R.A. Kartini bersama suaminya K.R.M. Adipati Ario Djojoadhiningrat, Bupati Rembang (1889- 1912).

Di tempat inilah RA. Kartini sebagai istri utama banyak menorehkan hobinya menulis lewat surat-suratnya tentang emansipasi wanita kepada sahabatnya yaitu pasangan suami istri warga Belanda, J.H Abendanon dan Rosita Manuela. Kartini tak henti-hentinya melakukan korespondensi mencurahkan isi hatinya dan bertukar pikiran terhadap teman-temannya di Belanda.

Bangunan pendopo pernah digunakan oleh RA. Kartini untuk mengajar anak gadis punggawa kabupaten sebelum menempati ruang mengajar RA. Kartini. Hal ini dikarenakan ruang mengajar RA. Kartini masih dipakai untuk kegiatan pembelajaran bahasa belanda bagi para punggawa kabupaten.

Benda-benda asli baik peninggalan maupun peralatan yang pernah digunakan oleh RA. Kartini masih tersimpan rapi dalam bangunan induk yang dipamerkan dalam ruang display Museum RA. Kartini.


• Biografi Singkat Sosok RA Kartini

Sebelum membahas lebih dalam mengenai Museum Kartini di Rembang, mari kita ulas terlebih dahulu sosok RA Kartini yang sangat melegenda di Indonesia ini. Raden Ajeng Kartini lahir di Jepara pada tanggal 21 April 1879. Ia merupakan keturunan ningrat. Ayahnya adalah Raden Mas Adipati Ario Sosroningrat sebenarnya merupakan seorang patih yang kemudian diangkat menjadi Bupati Jepara, setelah Kartini lahir. Sementara itu ibu kandung dari RA Kartini bernama MA Ngasirah, bukan istri pertama.

RA Kartini merupakan anak ke 5 dari 11 bersaudara kandung dan tiri. Sampai berusia 12 tahun, RA Kartini diperbolehkan bersekolah di ELS (Europese Lagere School). Saat masa sekolahnya itulah, Kartini belajar bahasa Belanda. Setelah berusia 12 tahun, beliau sudah tidak diperbolehkan lagi bersekolah dan harus tinggal di rumah lantaran sudah dipingit.


Singkat cerita, lantaran Kartini kecil bisa berbahasa Belanda, mulailah ia menulis surat kepada para teman-temannya yang berasal dari Bealnda. Kartini pada mas itu sudah tertarik dengan berbagai pemikiran perempuan Eropa. Sehingga muncul keinginan untuk menangkat martabat para perempuan pribumi. Tak hanya emansipasi wanita, Kartini juga menginginkan wanita untuk memperoleh kebebasan, otonomi dan persamaan hukum. RA Kartini dijodohkan dengan KRM Adipati Ario Singgih Djojo Adhiningrat yang kala itu adalah Bupati Rembang dan telah menikah sebanyak 3 kali.

Kartini mulai hidup di Rembang setelah menikah. Ia hidup di rumah dinas Bupati Rembang bersama dengan suaminya. Ia menjalani kehidupan sebagai seorang istri sangat singkat, hanya satu tahun saja. Beliau menghembuskan nafas terakhirnya setelah empat hari melahirkan putra pertamanya yakni RM Soesalit.


• Rumah Berubah Jadi Museum

Kembali lagi ke Museum Kartini di Rembang, ternyata itu dahulunya merupakan rumah kediaman RA Kartini. Di sana menyimpan banyak sekali bukti sejarah kehidupan RA Kartini. Museum Kartini ada dua, ada yang di Jepara dan juga Rembang. Untuk yang berada di Rembang, lokasinya berada di Jl. Gatot Subroto No. 8, Rembang.

Museum Ini menyimpan berbagai hal yang berkaitan erat dengan RA Kartini. Mulai dari koleksi barang pribadi seperti halnya tempat jamu, bathup pribadi, mesin jahit, cermin, dan masih banyak lagi yang lainnya. Hal yang paling penting, di sini juga merupakan tempat bersemayamnya berbagai karya dari Pahlawan Nasional ini, salah satunya yakni buku legendaris Habis Gelap Terbitlah Terang, tulisan tangan yang dikirmkan RA Kartini pada teman-temannya beserta dengan foto-foto beliau semasa hidupnya.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

TUMIS KANGKUNG SEDERHANA MASAKAN KELUARGA IBU AIDA

PERUBAHAN SOSIAL DALAM PENGOBATAN MASYARAKAT JAWA

KULINER LEBARAN